Sunday, April 20, 2014

Pro dan Kontra Kontrol Harga yang selektif

Walaupun kontrol harga dapat memfasilitasi keadilan dan kesetaraan dalam beberapa
kasus, akan tetapi control harga ini dapat pula menimbulkan biaya nominal yang cukup nyata. Berikut adalah beberapa keuntungan.
i)                    Meredam Efek Inflasi: Baik pada periode damai dan perang, inflasi dapat ditekan atau terkendali ketika kontrol harga dilengkapi oleh kebijakan tidak langsung, seperti pengawasan  kredit dan pinjaman publik. Tekanan inflasi jika dibiarkan akan mengikis pendapatan riil, menghambat investasi dan menciptakan kelangkaan.
ii)                   Pencegahan Perang Harga: Persaingan di pasar kadang-kadang memunculkan dimensi/ sisi buruk. Sebagai contoh, produsen besar dengan keuntungan finansial dapat melibas produsen kecil dalam perang harga dengan menjual jauh di bawah harga pasar. Menerapkan batas bawah harga yang mana seorang penjual tidak boleh kenakan akan dapat melindungi kepentingan usaha kecil.
iii)                Ketentuan Balanced Exchange: mengelompokkan harga hasil pertanian pada suatu level akan menstabilkan tingkat nilai mereka di tingkat manufaktur; melindungi pendapatan riil petani.
iv)               Mengontrol rate dari laba Monopoli: Monopolis akan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan pribadi melalui predatory pricing. Monopolis kebutuhan seperti  utilisasi air dapat memanfaatkan sifat produk tersebut yang amat dibutuhkan masyarakat dan mengenakan  harga sangat tinggi bahkan melebihi kewajaran. Menetapkan suatu tarif air akan memperbaiki dan mengatur mereka akan mencegah kecenderungan ini untuk sebagian besar.
v)                  Memastikan Pengembalian yang  wajar ke Faktor-faktor Produksi: Fiksasi harga akan menjaga kepentingan tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan kapanpun  kepentingan mereka dirugikan
vi)               Penghapusan Biaya Informasi: Informasi asimetris membebankan 
biaya kepada masyarakat. Jika harga yang berasal dari pasar dengan informasi asimetri tidak dikontrol, orang-orang akan berhenti berpartisipasi di pasar tersebut. Ini akan menciptakan kesulitan dan mengakibatkan hilangnya kesejahteraan. Namun, jika pasarnya menjual barang atau jasa yang penting ,orang akan dipaksa untuk membeli di bawah tekanan dan penguasaan penjual. Orang kerja dalam hal ini untuk memperoleh sebanyak mungkin pengetahuan dari komoditi yang bersangkutan, yang  tidak dicapai. Kontrol harga di sini akan meniadakan praktik yang berat dan sia-sia.
vii)             Stabilisasi Selama Darurat: Ada efek samping skala besar ketika terjadi 
mobilisasi besar-besaran sumberdaya ekonomi dalam perang seperti pasar gelap dan penimbunan. Kontrol Harga dan penjatahan yang dirancang dapat mencegah hal ini terjadi.
viii)            Memastikan Pemerataan Distribusi Manfaat dan Biaya Pertukaran: Keadilan
dan ekuitas yang merupakan landasan teori pertukaran dapat dijamin hanya
melalui regulasi harga dalam keadaan tertentu. Analisis yang berikut dalam
bagian berikutnya berkaitan dengan beberapa kasus.
  
Meskipun kontrol harga dapat menimbulkan beberapa keuntungan, namun control harga juga dapat menimbulkan beberapa kerugian sebagai berikut: 
i)        Terjadi  Disekuilibrium di Pasar: kontrol harga menyebabkan terjadinya destabilisasi pasar akibat distorsi dari mekanisme pertukaran dan alokasi barang dan jasa. Konsekuensi yang paling umum dari control harga adalah terjadinya kelangkaan (shortage) akibat  dari penimbunan. Penimbunan akan mendorong  munculnya tengkulak dan calo yang menjalankan pasar gelap yang dapat mengakibatkan terjadinya  inefisiensi.
ketidakseimbangan dalam Ekonomi: Dalam periode mobilisasi seperti halnya di masa perang, Pemerintah harus membuat beberapa spesifikasi mengenai utilisasi pabrik, material  dan input. Kontrol harga akan menimbulkankonsekuensi yang tak terelakkan seperti penciptaan tabungan yang dipaksakan dan  kesenjangan tabungan-investasi.

No comments: