Masa
depan adalah hal yang ghaib yang
tidak dapat diketahui oleh orang seperti apa masa depannya nanti. Sebagai
seorang muslim kita dianjurkan berdo’a dan berusaha agar diberi kehidupan yang
lebih baik. Ini berarti kita harus membuat perencanaan tentang usaha yang akan
ditempuh. Dalam berusaha perencanaan jangka panjang biasanya dalam bentuk
investasi.
Dalam
ekonimi Islam, penempatan dana untuk investasi tidak boleh bertentangan dengan
kaidah syari’ah. Menurut Iqbal (2008, hal 117) sebelum melakukan investasi,
seorang muslim perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a.
Tujuan mengadakan investasi
b.
Jangka waktu investasi
c.
Sumber dana keuangan untuk
melakukan investasi
d.
Kemampuan menanggulangi risiko
yang timbul akibat melakukan kegiatan investasi
e.
Alternatif investasi yang tersedia
f.
Informasi yang tersedia mengenai
keadaan alternatif investasi tersebut
g.
Kemampuan menentukan pilihan
investasi yang sesuai dengan syariah Islam
Ada beberapa jenis produk investasi
yang bisa menjadi pilihan bagi seseorang yang melakukan investasi, diantaranya:
a.
Tabungan. Kelebihan produk ini
adalah bahwa nilai nominal dari jumlah yang ditabungkan tidak akan berkurang
(kecuali untuk biaya administrasi). Kalau misalnya menabung Rp100.000,00 per bulan,
uang itu tidak akan berkurang, dan justru mendapatkan bagi hasil. Kelemahan
produk ini adalah bahwa bagi hasil yang didapatkan tergantung pada keuntungan
yang diperoleh bank syariah tersebut. Jika bank tidak mendapatkan keuntungan
maka bagi hasil tidak diberikan.
b.
Deposito. Menabung pada deposito hanya bisa
dilakukan sekali saja. Tidak seperti tabungan di mana kita bisa menabung secara
bulanan. Kelebihan deposito, bahwa jumlah nominal yang dimasukkan dijamin tidak
akan berkurang, dan mendapatkan return yang
telah disepakati pada saat akad, biasanya berkisar antara 8% sampai 9%.
c.
Saham, Investasi saham sangat
berisiko untuk turun nilainya. Hanya saja, tingkat risikonya berbeda-beda untuk
masing-masing saham. Dengan saham bisa melakukan investasi secara periodik.
Kelebihan saham adalah bisa memberikan kemungkinan untung yang tinggi, di atas
produk tabungan dan deposito. Kelemahan saham adalah, kebanyakan harga saham
sangat rentan terhadap krisis ekonomi. Saham juga memiliki kemungkinan rugi
(berkurang nilai nominalnya).
d.
Properti. Properti sebenarnya
lebih berisiko daripada saham. Dengan properti, bisa melakukan investasi sekali
saja, tidak secara bulanan. Kelebihan properti pada saat terjadi inflasi
tinggi, harga properti biasanya juga akan naik. Semakin tinggi inflasi, semakin
tinggi harga properti. Kelemahannya, walaupun harganya tinggi, tetapi biaya
daya beli menurun, maka jarang ada pembeli yang mau membeli properti. Kelemahan
kedua, butuh dana besar untuk bisa membeli properti.
e.
Emas. Investasi dalam bentuk emas,
biasanya berupa emas perhiasan maupun emas batangan. Ketika krisis ekonomi,
emas biasanya naik harganya (biarpun sedikit). Menurut James Turk pendiri Gold Money dikutip dari Iqbal (2009, hal
69) emas memiliki delapan kelebihan, yaitu:
1.
Emas adalah komoditi yang special
dan unik : Emas digali dari perut bumi dan terakumulasi di permukaan bumi. Emas
tidak dikonsumsi, jadi jumlahnya terus bertambah. Meskipun demikian emas selalu
menjadi barang langka karena emas yang ada di permukaan bumi ini diperkirakan
hanya berkisar antara 150.000 ton – 160.000 ton saja.
2.
Suplai emas dunia terbatas pada
yang berada di permukaan bumi : Karena tidak dikonsumsi maka total supply emas di seluruh dunia sama dengan
jumlah seluruh emas di permukaan bumi. Kenaikan
setiap tahun supply ini berkisar
antara 1.5% - 1.7%.
3.
Emas adalah uang sepanjang zaman :
Emas selalu menjadi uang dalam sejarah manusia, diakui ataupun tidak. Fakta
pemerintahan-pemerintahan di dunia mengendalikan nilai uang kertasnya dengan
mempengaruhi supply emas di pasar
adalah sebuah pengakuan bahwa emas adalah uang yang sebenarnya.
4.
Emas adalah alternatif dari US$
dan mata uang kertas lainnya. Seluruh mata uang kertas turun nilainya dari
waktu ke waktu karena uang baru selalu bisa dicetak kapan saja dan berapa saja
pemerintah mau. Emas lah yang memiliki daya beli yang nyata, bukan US$, rupiah
atau mata uang kertas lainnya.
5.
Daya
beli emas sepanjang masa.
6.
Nilai
emas ditentukan oleh nilai pasar : Meskipun pemerintahan-pemerintahan di dunia
berusaha mempengaruhi harga emas dunia, kemampuan mereka terbatas dan makin
lama makin habis pengaruhnya.
7.
Emas
selalu dalam kondisi “Bull Market” :
Tahun 1994 harga 1 dinar adalah Rp111.000,00 sekarang berharga Rp2.188.001 (12
September 2013) atau 1.341,20 US$/Onz. Artinya emas harganya naik 19,7 kali
lipat dalam waktu 19 tahun terakhir. Akan tetapi dalam jangka pendek harga emas
selalu bergejolak naik turun.
8.
Beli
emas dalam bentuk fisik (berupa koin atau batangan) dan jangan membeli emas
hanya dalam bentuk sertifikat : Jangan terlalu mengandalkan sistem perdagangan
modern yang menggantungkan pada surat berharga dan sejenisnya, meskipun di back-up dengan emas. Penggunaan secara fisik jauh
lebih aman untuk keperluan investasi dan proteksi nilai.
f.
Mata
uang asing. Pilihan investasi lain dengan cara membeli mata uang asing, dan
berharap agar nilai mata uang asing yang dibeli akan naik nilainya kelak.
Kelebihan mata uang asing, bahwa keuntungannya bisa sangat tinggi. Kekurangannya,
risiko membeli mata uang asing sangat besar. Ini karena Indonesia, mata uang
asing sangat fluktuatif nilai tukarnya, dan sangat rentan terhadap kebijakan
Pemerintah, sehingga risiko berinvestasi dalam mata uang asing sebetulnya jauh
lebih besar daripada saham. Selain itu, investasi dengan mata uang asing lebih rentan
terhadap tindakan spekulasi yang bertentangan dengan syariah.
g.
Reksadana
Syariah. Reksadana syariah merupakan intermediaries
yang membantu surplus unit melakukan penempatan dana untuk diinvestasikan.
Reksadana syariah merupakan bentuk investasi yang relative lebih aman dari
saham, karena adanya diversifikasi investasi yang sudah dilakukan oleh para
manajer investasi.
h.
Investasi
langsung. Yang dimaksud dengan investasi langsung adalah investasi di sektor
riil, perdagangan maupun jasa. Investasi langsung tergolong investasi yang
berisiko tinggi karena menuntut berbagai keahlian, ketrampilan dan berbagai
pengalaman berusaha. Sebanding dengan risikonya, investasi ini juga yang
memiliki peluang untuk memberikan hasil, kepuasan dan manfaat yang paling tinggi
bagi yang melakukannya.
No comments:
Post a Comment